RUMAH SAKIT CINTA (1)
dirumah sakit itu... aku bertemu dia...
huuff... ini pertama kalinya aku bekerja dirumah sakit. jadi dokter. spesialis tulang.
halo, aku Vina, umurku 23 tahun. saat ini aku bekerja dirumaah sakit dekat Jakarta Pusat. RS Bunda Mulia, aku bekerja di bagian spesialis tulang. selama aku bekerja aku belum bertemu pasien yang lukanya sangat parah. seperti patah tulang, tulangnya kebalik, dan lain-lain. hanya menyembuhkan keseleo saja. itu juga ga parah. pake salep dikit juga udah bisa sembuh. tapi bayarannya gede juga lho.
hari ini, harusnya aku bebas tugas, karena jadwalku untuk praktek hanya dari hari Senin sampai Jumat sabtu dan minggu sudah diganti oleh dokter lain. namun, katanya dokter itu tidak bisa datang karena keseleo dan ga bisa jalan. aneh, dokter tulang kok malah sakit tulang.
saat ini aku cuma bisa diam saja diruang tunggu khusus dokter. sedang ada operasi penting. jadi diharap menjauh dari ruang operasi, karena suara sekecil apapun aka mengganggu konsentrasi dokter yang sedang melakukan oprasi tersebut. karena ruang dokter tulang persis disebelah ruang oprasi yang sedang dipakai itu, jadi aku harus menunggu sampai oprasi itu selesai. selagi aku menunggu aku chattan sama teman ku. disaat itu juga dia lewat. namanya Dewa. seorang dokter spesialis jantung. dia adalah tipikal cowok idaman. badannya tinggi dan berotot, sedikit berisi, pipinya chubby, orangnya ganteng, mukannya kayak bayi. tapi, sayang dia adalah tipikal cowok misterius, dia ga punya banyak temang, dia belum pernah pacaran, no life sekali. aku sempat mendengarnya dari teman-temanku. katanya dia adalah orang yang punya keadilan yang cukup tinggi, pas banget dah.
saat itu juga aku minta sift ku diganti jadi hari sabtu-minggu. walau pasiennya banyak tapi gapapa lah demi ketemu dewa.
sudah dua minggu aku bekerja dihari Sabtu dan Minggu. tapi, aku belum ketemu sama Dewa.
aku sedang berjalan dilorong rumah sakit. waktu menunjukan pukul 22.57 WIB. sudah larut malam. Dewa apa kabar ya? kenapa sih ga pernah ketemu? lamunku sambil berjalan. tanpa sadar didepanku ada orang yang tengah berdiri. karena melamun, aku jadi menabraknya. aku hampir jatuh. namun orang itu menangkap tanganku.
"maafkan saya, saya melamun." kataku sambil menunduk malu.
" tidak apa-apa, saya juga minta maaf. seharusnya tidak berdiri ditengah-tengah lorong yang sempit ini." kata orang itu. aku pun memberanikan diri mendongak keatas untuk melihat siapa sih orang yang ku tabrak. saat aku melihatnya aku terkejut. hampir terjungkal. ternyata orang yang ku tabrak itu adalaha DEWA."duh malu banget. apa lagi Dewa senyum manis banget ke aku" ucapku dalam hati. tambah manis deh mukannya kalau tersenyum.😊😊
sejak pertemuan jatuh tersebut. aku jadi deket sama Dewa. kita sering makan siang bareng. kita juga punya banyak kecocokan. hobi kita sama.
Kalian penasaran ga sama cerita selanjutnya? apakah yang terjadi dengan Dewa dan Vani? apakah mereka akan pacaran? atau mungkin menikah?
makannya baca terus blog saya. part selanjutnya besok ya. kalau tembus sepuluh pembaca. aku bakalan bikin part 2 nya ya. -LUIS
hari ini, harusnya aku bebas tugas, karena jadwalku untuk praktek hanya dari hari Senin sampai Jumat sabtu dan minggu sudah diganti oleh dokter lain. namun, katanya dokter itu tidak bisa datang karena keseleo dan ga bisa jalan. aneh, dokter tulang kok malah sakit tulang.
saat ini aku cuma bisa diam saja diruang tunggu khusus dokter. sedang ada operasi penting. jadi diharap menjauh dari ruang operasi, karena suara sekecil apapun aka mengganggu konsentrasi dokter yang sedang melakukan oprasi tersebut. karena ruang dokter tulang persis disebelah ruang oprasi yang sedang dipakai itu, jadi aku harus menunggu sampai oprasi itu selesai. selagi aku menunggu aku chattan sama teman ku. disaat itu juga dia lewat. namanya Dewa. seorang dokter spesialis jantung. dia adalah tipikal cowok idaman. badannya tinggi dan berotot, sedikit berisi, pipinya chubby, orangnya ganteng, mukannya kayak bayi. tapi, sayang dia adalah tipikal cowok misterius, dia ga punya banyak temang, dia belum pernah pacaran, no life sekali. aku sempat mendengarnya dari teman-temanku. katanya dia adalah orang yang punya keadilan yang cukup tinggi, pas banget dah.
saat itu juga aku minta sift ku diganti jadi hari sabtu-minggu. walau pasiennya banyak tapi gapapa lah demi ketemu dewa.
sudah dua minggu aku bekerja dihari Sabtu dan Minggu. tapi, aku belum ketemu sama Dewa.
aku sedang berjalan dilorong rumah sakit. waktu menunjukan pukul 22.57 WIB. sudah larut malam. Dewa apa kabar ya? kenapa sih ga pernah ketemu? lamunku sambil berjalan. tanpa sadar didepanku ada orang yang tengah berdiri. karena melamun, aku jadi menabraknya. aku hampir jatuh. namun orang itu menangkap tanganku.
"maafkan saya, saya melamun." kataku sambil menunduk malu.
" tidak apa-apa, saya juga minta maaf. seharusnya tidak berdiri ditengah-tengah lorong yang sempit ini." kata orang itu. aku pun memberanikan diri mendongak keatas untuk melihat siapa sih orang yang ku tabrak. saat aku melihatnya aku terkejut. hampir terjungkal. ternyata orang yang ku tabrak itu adalaha DEWA."duh malu banget. apa lagi Dewa senyum manis banget ke aku" ucapku dalam hati. tambah manis deh mukannya kalau tersenyum.😊😊
sejak pertemuan jatuh tersebut. aku jadi deket sama Dewa. kita sering makan siang bareng. kita juga punya banyak kecocokan. hobi kita sama.
Kalian penasaran ga sama cerita selanjutnya? apakah yang terjadi dengan Dewa dan Vani? apakah mereka akan pacaran? atau mungkin menikah?
makannya baca terus blog saya. part selanjutnya besok ya. kalau tembus sepuluh pembaca. aku bakalan bikin part 2 nya ya. -LUIS
Rumah sakit cinta? Judul yg bagus tuh. Semoga dengan membaca kisah ini ada yg berminat jadi dr biar ketemu cinta
BalasHapusmakasih ya. baca terus blog saya
HapusKok luis rasanya gampang bgt yak bikin ceritaa
BalasHapussebenernya ga gampang ya, gw banyak membaca buku aja sih. jadinya dapet banyak ide. makannya sering baca buku. buku gambar juga gapapa dah. yang penting baca
Hapusmantep ya luis
BalasHapusiya. makasih sudah baca
HapusIni gege yaa
HapusAyo nulis lagi ya
BalasHapusAsik ceritanya
BalasHapus