RUMAH SAKIT CINTA (13)

 

Aku membuka mata. Kepalaku rasanya pening sekali. Kucoba untuk mengabaikannya dan melihat sekitar.

BRAK….

Aku mendengar suara pintu dibuka dengan keras. Lalu, aku melihat banyak laki-laki bertopeng dan bersenjata masuk kedalam ruanganku. Salah satu laki-laki menggendong seorang wanita. Wajah wanita itu ditutup. Tampaknya wanita itu pingsan. Wanita itu ditempatkan didepanku, jadi kita saling berhadapan. Tangannya diborgol, sama sepertiku. Wajahnya masih ditutup.

“sudah bangun ya” kata salah seorang pria kepadaku.

“s.. s.. siapa kamu?! Kamu mau apa?!” teriakku. Tiba-tiba, pria itu mendekat dan mencekram bahuku dengan sangat keras. “DIAM, KALAU NGGA, KAMU AKAN MATI!!” bentak pria itu, sambil menodong pistol kearah kepalaku.

“ha? Dimana ini?!!” tiba-tiba wanita yang tadi terbangun dan teriak-teriak. “BERISIK KAMU”

DOR…

Tiba-tiba pria itu menembakkan senjatanya kesebelah wanita itu. Pelurunya membuat temboknya bolong. Wanita itu terdiam. Aku hanya menganga.

“jadi, saya punya hadiah ke kamu. Sebelumnya, perkenalkan kami adalah mafia LA, seseorang lelaki yang selalu mengenakan masker dan kacamata hitam telah menyewa kami untuk menghancurkan hubunganmu dan pria bernama Dewa. Tapi, kami membangka. Jadi, kami menculik kalian berdua untuk dimintai tebusan. Minimal 2 juta dolar.” Kata pria bertopeng itu.

Kemudian, pria itu pergi kearah wanita yang ada disebrangku. Dia berbicara sebentar ke wanita itu. Lalu, pria itu menyeret wanita itu kehadapanku.

“ini hadiahnya” kata pria itu, kemudian, dia membuka tutup wajah wanita itu. Betapa terkejutnya aku, ternyata, wanita itu adalah…. TANIA!

“lho.. Tania! kamu ngga apa-apa?!” tanyaku panik. Wajah Tania terlihat sangat takut. Aku ingin menenangkannya. Namun, aku sendiri sedang dalam ketakutan. “kenapa?! Kenapa kamu bawa Tania juga?!!”

aku langsung berdiri. Aku bisa merasakan ada kekuatan yang masuk kedalam diriku. Aku langsung berlari kearah orang itu, dan menubruknya dengan sangat keras. Sehingga pria itu pingsan.

(Aku memang tidak suka denga Tania, namun, aku tidak bisa melihat wanita diperlakukan seperti itu. Cukup aku saja.)

Pria-pria lainnya langsung lari kearahku dan memukuliku. Mereka memojokkanku. Lalu, lenganku dilakban sehingga tidak bisa bergerak sama sekali. Kakiku juga. Hal terakhir yang aku ingat. Aku dipukul dengan tongkat bisbol. Setelah itu BLANK. Aku pingsan.

 

BERSAMBUNG….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PINTU DI LANTAI 13 (2)

MISTERI TETANGGA SEBELAH (1)

HANTU TANPA KEPALA